Dirgahayu Anakku Sayang

RE Dixiezetha Ayesha Ainur Rahmat

RE Dixiezetha Ayesha Ainur Rahmat

Nak, Izinkan hari ini ayah menulis suatu kisah tentang dirimu….

Berawal tentang kehadiranmu nak, kamu hadir tepat disaat kami berdua sedang mengharapkan kehadiran seorang teman bagi kakak mu Rinjani. Hati kami berdua senang luar biasa, dan tak henti-hentinya kami sujud syukur kepada Allah SWT atas limpahan karunia-Nya. Kami berdua pun mempercayakan perkembanganmu pada seorang dokter di salah satu rumah sakit islam di Cikarang. Ya, dr. Yedi.,Sp.Og namanya. Awalnya kami ingin dokter wanita saja yang memantau perkembanganmu, akan tetapi karena saat itu dokter wanita di rumah sakit tersebut tidak ada, maka kami tak ada pilihan lain selain mempercayakan perkembangannmu kepadanya. Dokter nya sangat baik loh, bahkan tak segan-segan kami harus berlama-lama berkonsultasi dengannya selama beberapa menit meskipun diluar banyak orang antri untuk melakukan pemeriksaan rutin. Jujur, kami merasa puas dengan pelayanan dokter Yogi tersebut, apalagi beliau berasal dari Bandung yang notabene kota kedua setelah Bekasi yang menjadi kota tempat ayah bunda menimba ilmu dahulu.

Bicara tentang ngidam, sepertinya dirimu tidak terlalu berlebihan. Tidak seperti hamil kakak mu dahulu. Ayah harus rela bolak balik menutup pintu dapur untuk menghalau bau tak sedap dari nenek mu ketika menanak nasi. Begitupun dalam keseharian mu, bunda masih bisa beraktivitas seperti biasa untuk mengajar. Padahal ketika hamil kakak mu, bunda tidak pernah beranjak dari tempat tidur selama beberapa bulan karena bau tak sedap dan mual yang tak berkesudahan.

Dirimu Saat Usia 13 Minggu

Dirimu Saat Usia 13 Minggu

Tepat usia kandunganmu 13 minggu kami melakukan USG untuk melihat bagaimana perkembanganmu dan mencegah sesuatu yang tidak kami inginkan terjadi. Di fhoto tersebut kamu nampak sehat, hanya saja kami belum bisa mengetahui jenis kelaminmu. Tak apalah fikir kami, melihatmu sehat dan normal saja sudah membuat hati kami bertiga cukup senang. Kamu tahu tidak, saat itu kakak mu berdo’a supaya dirimu adalah perempuan sama seperti dirinya agar kelak dirinya ada teman untuk main masak-masakan. Ah, ada-ada saja kakak mu ini…

Sedikit yang membuat kami agak khawatir adalah ketika seorang bidan memeriksakan detak jantungmu. Butuh sekitar 1 bulan lebih untuk mengetahui detak jantungmu. Kami tidak mengerti mengapa ketika diperiksa, detak jantungmu tidak terdengar. Apakah ada sesuatu ketika itu atau kamu memang sengaja menyembunyikan jantungmu sehingga kami harus bersusah payah untuk mencarinya. Alhamdulillah, karena merasa penasaran kami pun melakukan USG yang kedua untuk memastikan keadaanmu baik-baik saja. Dan ternyata memang keadaanmu baik-baik saja. Amien ya Rabb…

Dan jika berbicara tentang kelahiranmu, setelah bunda harus menahan sakit sejak pukul 23.00 malam maka dengan tergesa-gesa ayah menelpon abah untuk mengantarmu ke rumah sakit pada jam jam 03.00 pagi. Dan ternyata, setelah sampai dirumah sakit baru bukaan 3. Masih butuh beberapa saat lagi untuk menanti kelahiranmu. Bisa kamu bayangkan, betapa sakitnya bunda yang harus menahan sakit sejak jam 11 malam kemarin. Dan sumpah, ayah tak bisa tidur mendampingi bunda yang terbaring lemah menahan sakit di ruang ICU. Baru setelah jam 06.00 pagi, bidan Eka dan bidan Yuyun membawa bunda ke kamar bersalin hingga menunggu kehadiran dokter. Tak terhitung berapa kali kami beristighfar memuji kehadirat Allah SWT untuk proses persalinanmu. Dan tepat jam 09.00 lewat, air ketuban dalam kandungan bunda pecah yang mengakibatkan seiisi ruangan terkena. Apakah sudah selesai, ternyata belum sayang… Bunda harus menahan sakit selama 2,5 jam lagi baru setelah itu dirimu lahir ke dunia.

Dirimu lahir pada hari rabu 11 November 2014 tepat pada jam 11.30 dengan kulit putih mulus dan mata sipit mirip seperti bunda mu. Hanya saja raut wajahmu bulat seperti wajah bibi mu yang kini sedang bersekolah disalah satu pesantren tahfidz di Bogor. Dirimu lahir dengan berat 3,4 Kg dan panjang 49 cm dan terlihat begitu sehat. Tak lupa ayah lantuntan adzan dan iqamah di kedua telingamu setelah kamu seleasai dimandikan.

Tak perlu banyak perdebatan ketika kami sepakat memberikanmu nama “RE. Dixizetha Ayesha Ainur Rahmat” yang berarti Bunga mawar yang cantik dan kuat serta tetap bersinar seperti bunda Aisah istri Rasul. Ya, semuanya karena pemberian nama kakak mu dahulu ayah dan bunda telah berjuang habis-habisan untuk tetap menamakannya RE. Rinjani Permata Hati Rahmat yang terus di Complaint oleh eyang kangkung dan kakek nenekmu.

Minal milad Ayesha…
Semoga saja kamu akan menjadi wanita cantik dan shalehah seperti Aisah….

~RTM
06-11-2015

16 thoughts on “Dirgahayu Anakku Sayang

  1. selamat milad, semoga menjadi anak yang soleha. membaca tulisan ini teringat sembilan bulan yang lalu saat saya melahirkan, memang luar biasa rasanya 🙂

    salam

Tinggalkan komentar