Bahasa Betawi Pinggiran

“Mat…!!! tulung engkong napah, elu ambilin bako di atas benggel. Engkong mau ngerokok nich..!”
Mamat yang patuh pada engkongnya langsung saja berangkat tanpa pikir panjang dan langsung berlari menuju rumah.
Tetapi begitu sampai didalam rumah, dia malah melongo dan bingung memikirkan apa yang tadi diperintah oleh engkongnya. Maklum, mamat adalah anak yang lahir dan tinggal di kota besar dan jarang mendengar kata-kata tersebut.

“Benggel…?” gumam si Mamat apaan tuh ? si Mamat membathin, pikirannya menerawang jauh memikirkan kata tersebut.
karena penasaran dengan kata tersebut, akhirnya maat memutuskan untuk menanyakan kembali pada engkongnya. Engkong yang dari tadi melihat gerak-gerik si mamat yang kebingungan, senyam-senyum dari jauh. Sesampainya di tempat engkong beristirahat, dengan muka memerah akhirnya mamat memberanikan diri.
M : “Kong, tadi nyuruh apaan sih…?”
E  : “Elu ambil bako engkong di benggel pintu…!”
M : “Ntu die kong, mamat gak ngerti apa ntu benggel…”
E  : “Ah elu mat, ntu di atas kusen pintu…”
M : “Et dah, mamat kira apaan….”
E  : “Hahaha…dasar elu mat, gak ngerti mah dari tadi kek..”
Akhirnya mereka berdua tertawa terpingkal-pingkal menertawakan sikap si mamat yang kebingungan dengan kosa kata yang keluar dari mulut engkongnya.

Sekilas itulah gambaran anak jaman sekarang pada umumnya. Apalagi anak betawi yang begitu tidak faham dengan kosa kata betawi. Saya sendiri sering tidak nyambung jika berbicara dengan bahasa Betawi tempo dulu. Beruntung, masih ada nenek sama engkong ane dari sisi ibu yang masih sehat dan saya bisa belajar banyak dari mereka berdua.

Bahasa Betawi atau Melayu Dialek Jakarta atau Melayu Batavia (bew) adalah sebuah bahasa yang merupakan anak bahasa dari Melayu. Mereka yang menggunakan bahasa ini dinamakan orang Betawi. Bahasa ini hampir seusia dengan nama daerah tempat bahasa ini dikembangkan, yaitu Jakarta. Bahasa Betawi adalah bahasa kreol (Siregar, 2005) yang didasarkan pada bahasa Melayu Pasar ditambah dengan unsur-unsur bahasa Sundabahasa Bali, bahasa dari Cina Selatan (terutama bahasa Hokkian), bahasa Arab, serta bahasa dari Eropa, terutama bahasa Belanda dan bahasa Portugis. Bahasa ini pada awalnya dipakai oleh kalangan masyarakat menengah ke bawah pada masa-masa awal perkembangan Jakarta. Komunitas budak serta pedagang yang paling sering menggunakannya. Karena berkembang secara alami, tidak ada struktur baku yang jelas dari bahasa ini yang membedakannya dari bahasa Melayu, meskipun ada beberapa unsur linguistik penciri yang dapat dipakai, misalnya dari peluruhan awalan me-, penggunaan akhiran -in (pengaruh bahasa Bali), serta peralihan bunyi /a/ terbuka di akhir kata menjadi /e/ atau /ɛ/ pada beberapa dialek lokal.

Bahasa ini pada dasarnya adalah bahasa yang simple dan mudah dimengerti oleh orang baru. Akan tetapi karena logat dan gaya bahasa serta pengucapannya yang sedikit cepat, terkadang orang sulit mengerti ketika pertama kali mendengarnya.

Karena kondisi kali ini kurang memungkinkan saya untuk membahasnya lebih lanjut, insyaallah lain kali akan saya bahas beberapa kosa kata yang hingga saat ini masih di gunakan di keluarga saya.

~RTM
19-07-2014

Sumber :
1. sini

16 thoughts on “Bahasa Betawi Pinggiran

  1. Wuih ternyata beragam juga yaa.
    Kalo saya skrg di perkampungan, jd mau gak mau belajar bahasa jawa baik yg kasar maupun halus. Meski kata temen temen tetep aja bahasa jawa saya aneh. Ke papua-papua an katanya. ;(

  2. Ping-balik: Perbedaan Bahasa Betawi Jakarta Dengan Betawi Bekasi | rindutanahbasah

Tinggalkan komentar