Terkadang ada saja polemik yang terjadi dalam mengarungi kehidupan ini. Begitu juga dengan kehidupan ini, ada saja hal yang membuat kita harus memeras otak dalam menentukan jalan hidup kita. Apalagi yang berhubungan dengan masalah ekonomi dan keluarga, tentu saja kita tidak bisa seenaknya sendiri dalam memutuskan semuanya sendiri. Karena tentunya segala sesuatu yang berhubungan dengan itu efeknya pasti akan beruntun seperti bola saja yang mau tidak mau akan berdampak terhadap kelangsungan ketentraman keluarga kita sendiri.
Ketika pertama kali berniat untuk melanjutkan pendidikan yang merupakan cita-cita sejak lulus sekolah menengah dulu adalah hal tersulit yang harus ku lalui. Bisa dibayangkan dengan kondisi ekonomi yang berada di garis rata-rata, sangat mustahil untuk melanjutkan kuliah sampai perguruan tinggi. Apalagi dengan kondisi ekonomi tahun 1998 yang sangat parah, semakin mempertegas bahwa “orang miskin dilarang untuk kuliah”. Sebuah fenomena yang menyedihkan di negeri tercinta indonesia ini. Tetapi karena niat dan tekad serta dukungan dari orang-orang di sekeliling lah yang membuatku memutuskan untuk tetap melanjutkan pendidikan meski dengan biaya yang terbatas.
Begitupun dengan kondisi saat ini di tengah kesibukan mencari penghasilan tambahan untuk membangun sebuah rumah mungil untuk keluargaku, keinginan untuk melanjutkan pendidikan selalu menggebu-gebu meskipun mendapat banyak halangan dan tantangan dari orang-orang terdekat. Bukan hanya dari masalah biaya, akan tetapi jauh lebih itu. Mereka masih beranggapan jika sudah lulus S1 hal tersebut sudah lebih dari cukup. Karena rata-rata penduduk di negeri ini hanya mengenyam pendidikan sampai sekolah menengah saja. Bayangkan dengan jumlah penduduk lebih dari 100 jt orang, mereka yang berpendidikan tinggi tidak sampai seperempatnya. Jauh di bandingkan dengan negara israel yang meskipun aku sangat-sangat membencinya, tapi untuk soal pendidikan aku acungkan jempol untuk negeri zionis tersebut.
Mungkin satu hal yang menjadi pertimbangannku saat ini adalah untuk mencari ilmu dan memperoleh penghasilan yang di atas rata-rata kebanyakan orang. Manusiawi memang, dengan kondisi diriku dan istriku yang juga lulus S1 merupakan sebuah beban berat jika anak cucuku kelak hanya sampai sekolah menengah saja. Untuk itulah keinginan ini serasa mencambuk diriku untuk terus belajar dan belajar, sehingga kelak anak cucuku bisa melebihi pendidikan nenek moyangnya dan syukur-syukur ada yang bisa menjadi guru besar. Amien….
Dengan kondisi profesi seperti kebanyakan orang (swasta_pen), kiranya betul juga apa yang di khawatirkan oleh orang tuaku ketika mereka tidak bisa memberikan banyak masukan kepadaku di saat seperti ini. Kita harus pintar-pintar memutar otak untuk membagi penghasilan untuk keluarga, biaya kuliah dan hal lain setiap bulannya. Memang tidaklah salah jika mereka menyarankan untuk membuat rumah dahulu, baru nanti melanjutkan kuliah. Akan tetapi aku justru lebih berfikir jika saat ini adalah kondisi yang memungkinkan untukku untuk melanjutkan kuliah. Karena kondisi anak yang masih kecil, maka biayanya pun relatif rendah. Dengan alasan tersebutlah yang membuat tekadku untuk kembali melanjutkan pendidikan.
Semoga saja pilihanku yang kali ini berbeda dengan orang tuaku tidak menjadikan sebagai penghambat kelulusanku. Mohon maaf jika kali ini aku harus menentang kalian, bukan karena tidak menyayangi kalian akan tetapi saat ini adalah saat yang tepat untuk melanjutkan ilmu yang pernah kudapatkan. Semoga saja kalian memberkahi pilihanku ini, meski tak sesuai dengan harapan kalian…