Ada kalanya membuka lembaran kenangan masa lalu membuat kita merasa bahagia dan muda kembali. Begitu juga dengan saya, hampir seharian membuka foto kenangan lama saat masih bekerja di salah satu sole agen alat berat di kalimantan timur. Kenangan manis yang masih tersimpan rapih di folder komputer menjadi salah satu bukti bahwa menjadi seorang perantau sangat menyenangkan, meski di satu sisi terkadang rindu akan kampung halaman mengusik di kepala. Atau hanya karena efek telah minum air sungai Mahakam, yang membuat saya rindu dengan kota Sangatta. Ah, itu hanya mitos saja…
Bagi saya pribadi yang sejak masih sekolah senang dengan tempat baru dan budaya baru, tentunya hal ini adalah kesempatan emas yang tidak akan saya sia-siakan. Pikiran saya akan memiliki banyak teman baru dan budaya baru di tempat yang baru pula. Meski ada sedikit kekhawatiran tentang kondisi keamanan di wilayah ini akibat konflik SARA yang pecah beberapa tahun silam, hal ini tidak menyurutkan tekad saya untuk tetap berangkat dan mencoba mencicipi sedikit rejeki dari dunia pertambangan.
Kondisi geografis kota Sangatta yang jauh dari Balikpapan, yang merupakan kota kedua terbesar di provinsi Kalimantan Timur dengan jarak sekitar 295,6 km yang bisa ditempuh melalui jalan darat sekitar 7 jam. Meski ada juga jalur udara yang bisa ditempuh dengan menggunakan pesawat kecil Air fast selama 45 menit, tetapi pesawat tersebut disediakan khusus untuk para karyawan PT. Kaltim Prima Coal (KPC) yang akan melakukan perjalan dinas. Karena saya hanya bekerja di salah satu sub kontraktor perusahaan tersebut, jalan darat adalah satu-satunya pilihan untuk bisa sampai di kota Sangatta.
Bisa kalian bayangkan, selama 7 jam lebih saya harus menahan pegal serta panas (maaf) di bokong saya untuk bisa sampai di kota ini. Jangan bayangkan hal-hal enak selama dalam perjalanan menuju kota ini, bisa sampai tepat waktu saja sudah beruntung. Belum lagi kondisi jalanan provinsi yang rusak dan kecil, membuat perjalanan akan terasa semakin berat.
Sepanjang perjalanan kita akan disuguhkan oleh pemandangan hutan yang cukup memanjakan mata. Meski hanya bagian depannya saja yang masih utuh dan tidak terjamah oleh aktivitas tambang, hal tersebut tidak menghilangkan rasa kagum saya akan tanah kalimantan yang ramah. Hutan bukit Soeharto yang membentang sepanjang kurang lebih 30 km menuju Samarinda semakin menambah rasa penasaran saya akan rimbunnya hutan kalimantan yang sudah semakin menipis ini. Belum lagi Taman Nasional Kutai yang membentang dari kota Samarinda hingga Bontang dan bahkan melewati Sangatta. Meskipun hanya tinggal separuhnya saja hutan yang masih tersisa, sisanya sudah menjadi lahan guna pakai bagi beberapa perusahaan pertambangan.
Perjalanan akan semakin terasa berat setelah kita melewati kota Samarinda, karena kondisi jalan yang sudah mulai menyempit. Hati-hati jika kita sudah sampai di kecamatan Marang Kayu kabupaten Kutai Kertanegara, tepatnya di Km 32 jalan poros Bontang – Samarinda ada sebuah tanjakan yang cukup terjal bernama tanjakan menangis. Pada tahun 2010an, kondisi tanjakan ini cukup membuat menangis para sopir truck. Meski tanjakan yang sudah mulus dengan grade ketinggian yang sangat jauh berkurang, hingga kendaraan bisa dengan mudah melewati tanjakan dan kondisi rawan kecelakaan karena tingginya tanjakan, sama sekali tidak terlihat lagi.
Melewati kecamatan Teluk Pandan, kita akan disuguhi hamparan perkebunan karet di kiri dan kanan jalan. Seperti biasa perkampungan penduduk masih menemani perjalanan kita menuju kota Sangatta, meskipun terkadang harus melewati jalan berkilo-kilo meter jauhnya baru kita temui perkampungan penduduk. Jalan sempit berbatu semakin menghambat perjalanan menuju Sengatta. Belum lagi konvoi Truck Low boy dan Long Bed yang berjalan pelan, di jamin semakin menambah anas hati dan pant*t karena terlalu lama duduk di jok mobil.
Hampir satu setengah jam kita akan disuguhi jalan sempit bergelombang, setelah itu kita akan disuguhi jalan aspal sedikit mulus sepanjang beberapa kilometer yang menandakan kita telah sampai di kota Sangatta. Kota ini akan di tandai dengan patung burung enggang yang menjadi icon kota Sangatta.
Tidak beberapa lama, kemudian akan kita jumpai jembatan pinang yang kokoh melintasi sungai sangatta. Jangan coba berani-berani di sungai ini, karena ratusan ekor buaya akan siap bermain dengan anda. Apabila ingin test nyali, silahkan saja. Barulah, simpang empat Bontang yang ditandai dengan patung singa. Jika kita akan menuju Sangatta lama maka kita harus ambil arah ke kanan, tetapi jika ingin ke Sangatta baru dan tambang KPC kita harus mengambil arah ke kiri.
Dan akhirnya, Selamat datang di kota Sangatta…!!!
Saya akan bahas lain waktu untuk lebih dalam mengenai kota Sangatta ini.
~RTM
28 11 17